Kamis, 12 Agustus 2010

Management Perjalanan

Ketika anda memutuskan untuk melakukan perjalanan dalam suatu kegiatan, tentu anda seharusnya mempersiapkan segala sesuatunya secara matang, baik personil, logistik, perlengkapan maupun pengetahuan medan .Ketika anda merencanakan untuk kegiatan keluar, tentu anda juga akan menyiapkan tim yang ideal dan solid menurut anda, dan anda tahu betul kemampuannya.





1. Analisa Perjalanan

Untuk merencanakan suatu perjalanan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah Where, Who, Why, When, dan How.


Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut:


a. Where (Dimana), untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui dimana tempat yang akan kita digunakan.
Contoh: Gunung Salak - Cidahu

b. Who (Siapa), apakah Anda akan melakukan kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok.
Contoh: Satu kelompok (25 personil) terdiri dari 17 orang anggota tetap penuh (panitia) dan 8 orang caang (peserta)

c. Why (Mengapa), ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya dan bisa bermacam-macam. Contoh : Untuk melakukan Latihan Dasar dan pelantikan Anggota Muda CARVEDIUM

d. When (Kapan) waktu pelaksanaan kegiatan tersebut, berapa lama?
Contoh: 20 Juni 2006 sampai dengan 25 Juni 2006

Dari pertanyaan-pertanyaan 4 W, maka didapat suatu gambaran sebagai berikut:

Pada tanggal 20 – 25 Juni 2006 akan diadakan Latihan Dasar, yang akan dilaksanakan oleh 17 panitia dan diikuti 8 orang peserta yang akan dilantik menjadi anggota muda CARVEDIUM. Tempat yang digunakan untuk Latihan Dasar tersebut adalah Gunung Salak - Cidahu

e. How
(Bagaimana) merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :

* Bagaimana kondisi Tempat
* Bagaimana cuaca disana
* Bagaimana perizinannya
* Bagaimana mendapatkan air
* Bagaimana pengaturan tugas panitia
* Bagaimana Acara Latihan Dasar berlangsung
* Bagaimana materi yang disampaikan
* dan masih banyak; Bagaimana ? (silahkan Anda dapat mengembangkannya lagi)

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun Rencana Kegiatan yang didalamnya mencakup rincian :

* Pemilihan medan; dengan memperhitungkan lokasi basecamp panitia, pembagian waktu dan sebagainya.
* Pengurusan perizinan
* Pembagian tugas panitia
* Persiapan kebutuhan acara
* Kebutuhan peralatan dan perlengkapan
* Dan lain sebagainya.
* Dan yang tidak kalah pentingnya adalah Anda akan mendapatkan point-point bagi kalkulasi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.





2. Membuat ROP (Rencana Operasi Perjalanan)
Buatlah perencanaan secara detail dan rinci; yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengurusan ijin mendaki di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulai dari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan (schedule).


Jadwal itu (schedule) memungkinkan pendaki menghitung berapa banyak makanan, pakaian, peralatan harus dibawa, dan dana yang harus disiapkan. Jadwal itu antara lain mencakup keberangkatan, jadwal dan rute pendakian, kapan tiba di puncak, jadwal dan rute pulang, dan seterusnya. Jadwal pendakian perhari dapat lebih dirinci dengan berapa jam jatah pendakian, pukul berapa dimulai dan kapan berhenti serta seterusnya.
Aturlah pembagian tugas dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus istirahat, dan sebagainya.





3. Mencari Informasi

Untuk mendapatkan data-data kita dapat memperoleh dari literatur-literatur yang berupa buku-buku, artikel-artikel, ataupun situs-situs internet yang kita butuhkan (data sekunder) atau keterangan langsung dari orang-orang yang pernah melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju (data primer). Langkah terakhir ialah meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kita daki.






4. Kesiapan Fisik

Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak.

Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan adalah:

a. Stretching (perenggangan)  sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya.

b. Jogging (lari pelan-pelan)  lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita. Tetapi waktu, jarak, dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu sebelumnya.

c. Sit-up, push-up dan pull-up
 lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.





5. Memiliki Pengetahuan Alam Bebas
Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival, serta PPPK praktis.




6. Kesiapan Mental
Mental sangat berpengaruh. Karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit. Tetapi bisa saja terjadi sebaliknya.





7. Kelengkapan Administrasi
Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.





8. Kelengkapan Peralatan Pendukung
Pastikan barang bawaan yang sudah dipersiapkan dapat dibawa dengan sempurna dengan tentunya memperhatikan aturan dalam mem-packing.